Halo Sobat Tewah,
Setelah kemarin membahas tentang rumput pakchong, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tanaman indigofera. Indigofera merupakan hijauan pakan ternak jenis legum, dan menjadi salah satu jenis legum yang memiliki nutrisi tinggi. Rata-rata tinggi pohon Indigofera sedang namun memiliki daun yang lebat dan bisa berproduksi banyak.
Asal Usul
Informasi
yang dapat dipercaya mengatakan bahwa Indigofera dibawa ke Indonesia
oleh bangsa Eropa, dan sekarang terus berkembang
secara luas. Tanaman ini memiliki nama lain dalam bahasa jawa yang berbeda-beda di tiap daerah. Ada yang menyebutnya sebagai Tarum, Nila, Indigo dan Tom.
Perkebunan indigofera yang pertama di
Indonesia adalah di Wonogiri (Jawa Tengah).
Ciri-Ciri
Meskipun jenisnya sangat banyak, secara fisik indigofera ini bisa diketahui dengan ciri – ciri sebagai berikut:
Tanaman tumbuh tegak, mempunyai banyak cabang dan akar bisa tumbuh cukup dalam ke tanah.
Daun berwarna hijau terang dan bunga berwarna ungu.
Tinggi bisa sampai 3 meter dengan diameter kayu bisa berukuran 20 cm. Cukup besar untuk ukuran tanaman legum.
Sama halnya dengan tanaman legum lainnya, indigofera sangat bagus untuk pakan ternak.
Cara Budidaya
Indigofera dapat dibudidayakan dengan 2 cara yaitu menggunakan benih atau stek,
1. Menggunakan benih, dapat diambil dari tanaman indigofera yang sudah tua. Bibit kemudian disemai. Setelah muncul 3-4 daun makan dapat dipindahkan ke dalam polybag. Setelah
tumbuh berusia antara 2 sampai 3 bulan, bisa dipindah ke lahan permanen. Tetapi sebelumnya harus dibuatkan
gundukan dahulu di lahan tersebut untuk berjaga-jaga agar akar dan
batangnya tidak kena genangan air saat turun hujan.
2. Menggunakan stek, dapat diambil batang dari tanaman indigofera yang sudah tua dengan diameter 2-5 cm dan tinggi batang 40-70 cm. Sama seperti benih, sebelumnya harus dibuatkan gundukan dahulu di lahan, kemudian benamkan stek indigofera.
jarak tanam indigofera 50x50 cm dan sudah bisa mulai diambil panennya saat berusia 4 bulan setelah di tanam di lahan budidaya. Untuk selanjutnya bisa dipanen lagi setiap 90 hari dan berlangsung terus hingga tanaman sudah tidak produktif lagi atau usianya mencapai kurang lebih 3 tahun.
Bibit dari benih
Kelebihan
Toleran dengan wilayah minim air. Sehingga, budidaya tanaman indigofera sangat cocok untuk jadi alternatif pakan saat musim kemarau.
Produktivitas hijauannya cukup tinggi.
Mengandung protein yang tinggi sehingga bagus untuk penggemukan ternak.
Memiliki nilai kecernaan yang tinggi sehingga akan lebih banyak nutrisi yang diserap oleh ternak daripada yang terbuang bersama kotoran.
Kandungan mineralnya sangat ideal terhadap kebutuhan ternak. Bisa membantu pertumbuhan ternak lebih optimal.
Anti nutrisi indigofera sangat rendah terutama tanin. Kandungan taninnya hanya 0,6 – 1,4 ppm.
Palatabilitasnya tinggi atau disukai oleh ternak.
Kekurangan
Tidak tahan dengan genangan air, tetapi lahan harus dalam keadaan lembab.
Tidak bisa diberikan menjadi pakan tunggal, meski kandungan taninnya rendah.
Waktu panen yang lumayan lama, sehingga peternak harus mempertimbangkan jumlah pohon yang akan ditanam.
Pemanenan melewai batas usia panen akan menurunkan nutrisi pada indigofera.
Pada umumnya, komposisi ransum untuk kambing perah adalah 60% rumput dan 40% nya adalah konsentrat. Bagaimana kalau 40% konsentrat ini diganti dengan indigofera?
Kalau harga konsentrat memang dirasa mahal, alternatifnya bisa memakai daun indigofera. Kalau kita lihat, kandungan nutrisi dari indigofera ini ternyata lebih tinggi daripada konsentrat. Terutama untuk kandungan protein kasarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat buat pembacanya. Tunggu cerita dan pengalaman kami ya..😊😊😊
Salam TEWAH,
Melakukan yang terbaik, Memberikan yang terbaik.
#tewah #tewahfarm #farm #domba #peternakan #peternakandomba #peternak #peternakmilenial #jualbelidomba #rumput #pakchong #budidaya #rumputbudidaya