Senin, 20 Desember 2021

BUDIDAYA INDIGOFERA UNTUK PAKAN TERNAK (DOMBA) - KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Halo Sobat Tewah,

Setelah kemarin membahas tentang rumput pakchong, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tanaman indigofera. Indigofera merupakan hijauan pakan ternak jenis legum, dan menjadi salah satu jenis legum yang memiliki nutrisi tinggi. Rata-rata tinggi pohon Indigofera sedang namun memiliki daun yang lebat dan bisa berproduksi banyak.

Asal Usul

Informasi yang dapat dipercaya mengatakan bahwa Indigofera dibawa ke Indonesia oleh bangsa Eropa, dan sekarang terus berkembang secara luas. Tanaman ini memiliki nama lain dalam bahasa jawa yang berbeda-beda di tiap daerah. Ada yang menyebutnya sebagai Tarum, Nila, Indigo dan Tom.  Perkebunan indigofera yang pertama di Indonesia adalah di Wonogiri (Jawa Tengah).

Ciri-Ciri

Meskipun jenisnya sangat banyak, secara fisik indigofera ini bisa diketahui dengan ciri – ciri sebagai berikut:

  • Tanaman tumbuh tegak, mempunyai banyak cabang dan akar bisa tumbuh cukup dalam ke tanah.

  • Daun berwarna hijau terang dan bunga berwarna ungu.

  • Tinggi bisa sampai 3 meter dengan diameter kayu bisa berukuran 20 cm. Cukup besar untuk ukuran tanaman legum.

Sama halnya dengan tanaman legum lainnya, indigofera sangat bagus untuk pakan ternak.

Cara Budidaya

Indigofera dapat dibudidayakan dengan 2 cara yaitu menggunakan benih atau stek,

1. Menggunakan benih, dapat diambil dari tanaman indigofera yang sudah tua. Bibit kemudian disemai. Setelah muncul 3-4 daun makan dapat dipindahkan ke dalam polybag. Setelah tumbuh berusia antara 2 sampai 3 bulan, bisa dipindah ke lahan permanen. Tetapi sebelumnya harus dibuatkan gundukan dahulu di lahan tersebut untuk berjaga-jaga agar akar dan batangnya tidak kena genangan air saat turun hujan.

2. Menggunakan  stek, dapat diambil batang dari tanaman indigofera yang sudah tua dengan diameter 2-5 cm dan tinggi batang 40-70 cm. Sama seperti benih, sebelumnya harus dibuatkan gundukan dahulu di lahan, kemudian benamkan stek indigofera. 

jarak tanam indigofera 50x50 cm dan  sudah bisa mulai diambil panennya saat berusia 4 bulan setelah di tanam di lahan budidaya. Untuk selanjutnya bisa dipanen lagi setiap 90 hari dan berlangsung terus hingga tanaman sudah tidak produktif lagi atau usianya mencapai kurang lebih 3 tahun.

Bibit dari benih

Kelebihan

  • Toleran dengan wilayah minim air. Sehingga, budidaya tanaman indigofera sangat cocok untuk jadi alternatif pakan saat musim kemarau.

  • Produktivitas hijauannya cukup tinggi.

  • Mengandung protein yang tinggi sehingga bagus untuk penggemukan ternak.

  • Memiliki nilai kecernaan yang tinggi sehingga akan lebih banyak nutrisi yang diserap oleh ternak daripada yang terbuang bersama kotoran.

  • Kandungan mineralnya sangat ideal terhadap kebutuhan ternak. Bisa membantu pertumbuhan ternak lebih optimal.

  • Anti nutrisi indigofera sangat rendah terutama tanin. Kandungan taninnya hanya 0,6 – 1,4 ppm.

  • Palatabilitasnya tinggi atau disukai oleh ternak.

Kekurangan

  • Tidak tahan dengan genangan air, tetapi lahan harus dalam keadaan lembab.

  • Tidak bisa diberikan menjadi pakan tunggal, meski kandungan taninnya rendah.

  • Waktu panen yang lumayan lama, sehingga peternak harus mempertimbangkan jumlah pohon yang akan ditanam.

  • Pemanenan melewai batas usia panen akan menurunkan nutrisi pada indigofera.

Pada umumnya, komposisi ransum untuk kambing perah adalah 60% rumput dan 40% nya adalah konsentrat. Bagaimana kalau 40% konsentrat ini diganti dengan indigofera?

Kalau harga konsentrat memang dirasa mahal, alternatifnya bisa memakai daun indigofera. Kalau kita lihat, kandungan nutrisi dari indigofera ini ternyata lebih tinggi daripada konsentrat. Terutama untuk kandungan protein kasarnya.

Semoga artikel ini bermanfaat buat pembacanya. Tunggu cerita dan pengalaman kami ya..😊😊😊 

Salam TEWAH, 

Melakukan yang terbaik, Memberikan yang terbaik.  

#tewah #tewahfarm #farm #domba #peternakan #peternakandomba #peternak #peternakmilenial #jualbelidomba #rumput #pakchong #budidaya #rumputbudidaya

 

Senin, 13 Desember 2021

BUDIDAYA RUMPUT PAKCHONG UNTUK PAKAN TERNAK (DOMBA) - KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Halo Sobat Tewah,

Dalam dunia peternakan khususnya budidaya ternak ruminansia akan tidak lepas denganyang namanya rumput. Salah satunya adalah jenis rumput pakchong. Bagi ternak ruminansia seperti Sapi, kambing dan domba, hijauan pakan ternak memiliki persentase tertinggi dalam biaya produksi yaitu sekitar 70%. Sehingga ketersediaan rumput ini sangat diharapkan. Rumput ini begitu nge trend dikalangan peternak karena  sangat disukai oleh ternak.

Asal Usul Rumput Pakchong

Rumput Pakchong merupakan jenis rumput hibrida yang pertama kali ditanam oleh Prof. Dr. Krailas di daerah Pak Chong, Propinsi Nakhon Ratchasima, Thailand. Rumput jenis ini memiliki kandungan nutrisi yang banyak dibanding rumput/hijauan lainnya. Rumput Pakchong merupakan salah satu jenis rumput unggul. Rumput Pakchong merupakan hasil persilangan antara rumput gajah (Pennisetum purpureum Schumach) dengan Pearl millet (Pennisetum glaucum).

Ciri fisik dari rumput Pakchong yaitu pada bagian daun dan batang tidak ditumbuhi bulu-bulu halus, sehingga tidak menyebabkan gatal saat dikonsumsi oleh ternak.

Kelebihan

1. Mudah dibudidayakan. 

Rumput Pakchong bisa dibudidayakan dengan penanaman dengan cara stek dari batangnya. Bibit bisa diperoleh dengan memotong batang tanaman dewasa ( yang siap panen ) kira-kira 20-30cm ( 2 mata tunas ). 

2. Pengolahan lahan tanam yang sederhana

Selanjutnya adalah mengolah lahan yang akan digunakan untuk menanam Pakchong. Lakukan penggemburan dan pemupukan pada lahan budidaya dengan jarak tanam 30 x 50 cm. Proses perawatan Rumput Pakchong ini cukup mudah tidak serumit menanam tanaman lainnya karena penyiraman bisa dilakukan seminggu sekali saat musim kemarau. Untuk pemupukannya, pertama dilakukan pada waktu pengolahan tanah yaitu dengan 10 ton pupuk kandang/ha. Lalu, dilakukan pemupukan lagi bisa setelah pemanenan pertama. Pemanenan bisa dilakukan setiap 40 -50 hari sekali. 

3. Produktivitas Tinggi dan Cepat Panen

Sedangkan secara fisik tinggi tanaman bisa sampai 5 meter namun batangnya relatif tidak keras dan bisa mencapai umur 9 tahun. Produksi rumput Pakchong per tahun berkisar 250-275 ton/ha atau sekitar 25 kg/m2. Rumput pakchong dapat dipanen pada umur 70, 80 dan 90 hari. 

4. Jenis Rumput Unggul

Rumput Pakchong adalah salah satu jenis rumput unggul yang dapat dibudidayakan. Jika dibandingkan dengan jenis rumput lain, rumput pakchong mempunyai kandungan protein kasar sekitar 16-18% dan nilai ini lebih tinggi sedikit dengan jenis rumput lainnya. 

Kekurangan

1. Pemanenan yang terlambat. 

Pemanenan lebih dari 50 hari akan menurunkan nutrisi rumput, hal ini kurang optimal jika dikonsumsikan untuk hewan ternak.  Sebaiknya pemanenan dibuatkan jadwal agar hasil hasil yang diperoleh lebih maksimal.

2. Rumput roboh

Dengan tinggat pertumbuhan yang tinggi, rumput pakchong yang ditanam di tanah yang sangat subur akan menghasilkan rumput yang lebat. Sehingga jika musim penghujan/ angin datang, maka rumput tersebut akan mudah roboh. Tetapi jangan khawatir, karena rumput tetap bisa dikonsumsi untuk ternak.

Semoga artikel ini bermanfaat buat pembacanya. Tunggu cerita dan pengalaman kami ya..😊😊😊 

Salam TEWAH, 

Melakukan yang terbaik, Memberikan yang terbaik.  

#tewah #tewahfarm #farm #domba #peternakan #peternakandomba #peternak #peternakmilenial #jualbelidomba #rumput #pakchong #budidaya #rumputbudidaya

 

 

 

Senin, 06 Desember 2021

PENANAMAN BIBIT RUMPUT DAN LEGUM

 

Salam Ngarit,

Bertemu lagi dengan Tewah Farm,pembahasan kali ini tentang penanaman bibit. Setelah tanah atau lahan diolah maka sejatinya bibit tanaman dapat ditanam setlah 2 minggu dari masa pemupukan. Bibit yang ditanam adalah bibit rumput jenis pakchong. Rumput pakshong  adalah rumput budidaya. Ada beberapa alasan kenapa kami memilih menanam rumput jenis ini. 

1. Kapasitas produksinya yang lumayan melimpah. dalam luasan 1m2 saja rumput ini bisa mencapai kisaran 20kg-25kg. 

2. Penanaman dan perawatan mudah.

3. Dapat tumbuh di beberapa kondisi lahan. 

4. Pemanenan yang singkat yaitu 60 hari setelah tanam. dst.

Masih banyak keuntungan dan mungkin kerugian dalam penanaman jenis rumput ini. Kami akan mengulas lebih detail tentang rumput rumput pakchong.

Sedangkan jarak tanam untuk rumput pakchong adalah 30x50 cm dengan ditanam miring kurang lebih 30 derajat. Bibit yang digunakan adalah bibit 2 ruas panjang sekitar 20-30 cm dengan 2 mata tunas.

                                                                     Rumput Pakchong     

 
                                                                Lahan rumput pakchong

Jika jenis rumput adalah karbohidrat, maka jenis legum adalah sumber protein bagi domba. Legum yang kami tanam adalah jenis indigofera dan kaliandra merah. Seperti rumput pakchong tadi, ada beberapa alasan yang membuat kami untuk menanam jenis ini. Akan ada artikel yang mengulas secara detail soal legum jenis ini.Sebagai sumber protein, indigofera mempunyai nilai gizi yang tinggi dan mudah untuk dibudidayakan. Indigofera juga mudah tumbuh di segala kondisi lahan. Untuk umur panen, indigofera dapat dipanen di umur 120 hari atau sekitar 4 bulan setelah tanam dengan bibit. 

                                                            Bibit Indigofera   


 Lahan Rumput dan Legum

Penanaman legum dan rumput secara bersamaan pada lahan yang sama adalah salah satu cara untuk mensiasati minimnya lahan yang digunakan. Pembagian lahannya adalah sebagai berikut, jenis rumput ditanam di tengah dan jenis legum ditanam di bagian pinggir mengitari lahan.

Lahan yang kami gunakan adalah lahan kering yang jauh dari sumber air seperti sungai atau irigasi sawah. Sehingga 2 tipe tanaman ini cocok untuk kami budidayakan.

Semoga artikel ini bermanfaat buat pembacanya. Tunggu cerita dan pengalaman kami ya..😊😊😊 

Salam TEWAH, 

Melakukan yang terbaik, Memberikan yang terbaik.  

#tewah #tewahfarm #farm #domba #peternakan #peternakandomba #peternak #peternakmilenial #jualbelidomba