Hai sobat semua,
Salam Ngarit,
- Menciptakan kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi lebih baik
- Membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan
- Menempatkan sisa-sisa tanaman (seresah) pada tempat yang sesuai agar dekomposisi berjalan dengan baik
- Meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan
- Menyatukan pupuk dengan tanah
- Mempersiapkan tanah untuk mempermudah pengaturan irigasi
Pengolahan lahan diawali dengan membersihkan lahan dari tanaman pengganggu/gulma. Bila perlu sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dilanjutkan dengan pencangkulan dan pengolahan tanah dengan bajak.
2. Pembukaan Lahan
Dilakukan dengan cara membalik tanah dan memecah bongkah tanah agar diperoleh tanah yang gembur untuk memperbaiki aerasi. Tanah yang akan ditanami (calon tempat barisan tanaman) dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Tanah yang keras memerlukan pengolahan yang lebih banyak. Pertama-tama tanah dicangkul/dibajak lalu dihaluskan dan diratakan.
3. Pembentukan Bedengan
Setelah tanah diolah, setiap 3 meter dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm dengan kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.
Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah harus dikapur. Jumlah kapur yang diberikan berkisar antara 1-3 ton yang diberikan tiap 2-3 tahun. Pemberian dilakukan dengan cara menyebar kapur secara merata atau pada barisan tanaman, sekitar 2 bulan sebelum tanam. Dapat pula digunakan dosis 300 kg/ha per musim tanam dengan cara disebar ada barisan tanaman.
5. Pemupukan
Apabila tanah yang akan ditanami tidak menjamin ketersediaan hara yang cukup maka harus dilakukan pemupukan. Sebagai pupuk dasar dapat digunakan pupuk kompos atau pupuk kandang. Dosis pupuk yang dibutuhkan tanaman sangat bergantung pada kesuburan tanah dan diberikan secara bertahap setelah penanaman pakan hingga waktu panen.
Tunggu cerita dan pengalaman kami ya..😊😊😊
Salam TEWAH,
Melakukan yang terbaik, Memberikan yang terbaik.